LATAR
BELAKANG
Sekolah
sebagai suatu organisasi di dalamnya terhimpun kelompok-kelompok manusia yang
masing-masing baik secara perorangan maupun kelompok saling melakukan hubungan
kerja sama untuk mencapai tujuan. Kelompok-kelompok manusia yang dimaksud
adalah sumber daya manusia yang terdiri dari : Kepala Sekolah, guru-guru,
tenaga administrasi / staf, peserta didik, dan kelompok orang tua siswa.
Pada
setiap organisasi di dalamnya selalu ada pembagian tugas. Pembagian tugas ini
diadakan untuk mendukung agar proses interaksi antar manusia dapat berjalan
dengan baik. Demikian juga di dalam kehidupan sekolah, pembagian tugas ini
dilaksanakan dengan tegas oleh kepala sekolah, sehingga masing-masing kelompok
dan orang-orang dengan jelas melakukan tugas apa, kapan, dan bagaimana
melakukan tugas tersebut. Job description ini merupakan manifestasi dari
pemberdayaan sumber daya manusia (personal). Dalam pembahasan ini, pengelolaan
personal ini difokuskan pada pengelolaan staf / karyawan non guru.
ADMINISTRASI
PERSONALIA DI SEKOLAH
A. Pengertian Personalia
Kepegawaian disebut juga personalia dan pegawainya disebut juga
personel atau karyawan. Pegawai pada suatu sekolah ialah mereka yang tergabung
dalam suatu sekolah untuk melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.[1]
Pada prinsipnya yang dimaksud personel ialah orang-orang yang
melaksanakan sesuatu tugas untuk mencapai tujuan. Karena itu , personel di
sekolah meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsnur karyawan
yang disebut tenaga administratif.[2]
Seringkali juga untuk mengasumsikan seorang pegawai menggunakan istilah
staf. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia staf berarti sekelompok orang yang
bekerja sama membantu seorang ketua dalam mengelola sesuatu. Staf yang dimaksud
dalam bahasan kita adalah sekelompok sumber daya manusia yang bertugas membantu
kepala sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang terdiri dari para guru,
laboran, pustakawan, dan kelompok sumber daya manusia yang bertugas sebaai
tenaga administrasi yang khusus dalam hal keuangan, kepegawaian, perlengkapan
dan sebagainya.
Guru sebagai tenaga pendidik, ialah sekelompok sumber daya manusia yang
ditugasi untuk membimbing, mengajar dan atau melatih para peserta didik menuju
ke arah perubahan yang lebih baik. Laboran adalah orang (ahli kimia dan
sebagainya) yang bekerja di laboratorium. Pustakawan adalah orang yang bergerak
di bidang perpustakaan; ahli perpustakaan.
Tenaga
administrasi atau administrator adalah pengurus, penata usaha di bidang-bidang
tertentu seperti keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan sebagainya.
B. Administrasi Personalia di Sekolah
Keberadaan sumber daya manusia merupakan bagian integral dalam
kehidupan suatu sekolah. Karena masing-masing sumber daya manusia mempunyai
peranan yang strategis. Oleh sebab itu, pembinaan terhadap personal yang ada
menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di suatu
sekolah. Konsekwensinya setiap kepala sekolah harus memahami benar mengenai
lingkup atau dimensi-dimensi kepegawaian.
Banyak masalah yang tidak terpisahkan dari kehidupan sekolah sebagai
suatu organisasi. Masalah –masalah itu mencakup beberapa aspek, seperti
mendefinisikan tujuan, menentukan kebijaksanaan, mengembangkan program,
mempekerjakan orang, mengadakan fasilitas, mencapai hasil dan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan yang terpisah-pisah. Semua kegiatan tersebut memerlukan
keterlibatan orang-orang dengan latar belakang kemampuan yang berbeda-beda ,
seperti para guru yang professional, kelompok orang-orang yang tidak terlibat
dalam tugas mengajar, seperti pustakawan, laboran, dan sebagainya.
Secara umum kita akui bahwa keberhasilan usaha seseorang mempunyai
hubungan yang erat dengan kualitas manusia yang melakukan usaha atau tugas
tersebut. Kualitas sumber daya manusia yang nampak melalui kompetensi yang
dimilikinya merupakan hal esensial untuk menjadi manusia professional. Begitu
juga dengan keberhasilan suatu sekolah.
Keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya
mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Pengelolaan atau
manajemen tenaga kependidikan bertujuan untuk memberdayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal,
namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Sehubungan
dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan adalah menarik,
mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan.
Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu
mengolah dan memanfaatkan segala sumber daya manuasi yang ada, sehingga
tercapai efektivitas sekolah yang pada ujungnya menghasilkan perubahan yang
diharapkan pada anak didik.
Untuk mengelola sumber daya manusia agar memiliki kecakapan, motivasi
dan kreativitas secara maksimal, maka hendaknya melalui tahapan – tahapan
sebagai berikut :
a. Identifikasi staf / pegawai
Tahapan
ini erat kaitannya dengan rencana pengadaan pegawai. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan pegawai pada suatu sekolah, lembaga ataupun organisasi, maka
diperlukan adanya rencana kepegawaian. Namun sebelumnya harus dilakukan
analisis pekerjaan ( job analysis ) dan analisis jabatan untuk
memperoleh diskripsi tentang tugas – tugas dan pekerjaan yang harus
dilaksanakan.
Identifikasi staf atau pegawai merupakan pengenalan terhadap kualitas
yang dimiliki oleh para calon staf baik dari sisi derajat kepribadian,
keinginan atau harapan, motivasi serta keahlian yang dimiliki sesuai dengan
kebutuhan atau jenis pekerjaan / kedudukan yang diberikan pada mereka.
Identifikasi dibedakan menjadi rekruitmen dan seleksi. Rekruitmen
merupakan proses identifikasi calon-calon staf yang secara potensial akan
diterima. Sedang seleksi merupakan proses pemilihan calon-calon yang tingkat
kualitasnya seperti kepribadian, kebutuhan atau harapan, motivasi serta
kecakapan / keahlian memang betul-betul telah memiliki persyaratan untuk
melaksanakan pekerjaan / jabatan khusus yang akan ditugaskan. Seleksi itu
biasanya dilakukan dengan serangkaian ujian baik secar lisan, maupun praktek.
Namun adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat didatangkan
secara intern atau dari dalam organisasi saja, apakah melalui promosi atau
mutasi.
b. Penempatan
Bila
rekruitmen pegawai telah mendapatkan calon – calon pegawai yang sesuai dengan
kualifikasi pegawai yang ditetapkan, maka pimpinan menentukan kemungkinan
penempatannya. Tujuan pokok penempatan adalah mencari kepastian secara maksimal
tentang kesesuaian antara jabatan / tugas yang harus diisi dengan kemampuan dan
keahlian individu serta karakteristik pribadi para individu.
c. Penyesuaian diri
Tujuan utama penyesuaian adalah untuk membantu seorang pegawai baru
memahami dan beradaptasi pada harapan, peran, dan mengembangkan rasa ikut
memiliki dan mengenali sekolah dan masyarakat. Tahapan ini berkaitan erat
dengan pembinaan dan pengembangan staf atau pegawai. Di mana fungsi pembinaan
dan pengembangan pegawai merupakan pengelolaan personil yang mutlak perlu,
untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara on the job training dan in service training.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan,
tetapi juga menyangkut karier pegawai.
d. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan dan keberhasilan pegawai
seorang pimpinan perlu mengadakan evaluasi terhadap kinerja pegawainya.
Evaluasi mencakup penilian terhadap tingkat penampilan dari masing-masing
personel / staf dalam mencapai hasil yang diharapkan. Penampilan yang dimaksud
di sini mencakup. prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah,
dan juga kepribadian pegawai. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah,
tetapi juga bagi pegawai itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian berguna
sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan
potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur,
rencana, dan pengembangan karir.[3]
Menurut Ismed Syarif, ada beberapa hal yang penting untuk dinilai dalam
daftar penilian pegawai, yaitu :
- Kemampuan kerja
- Kerajinan
- Kepatuhan disiplin kerja
- Rasa tanggung jawab terhadap tugas
- Hubungan kerja sama
- Kelakuan di dalam dan di luar dinas
- Prakarsa (inisiatif)
- Kepemimpinan
- Pekerjaan pada umumnya[4]
e. Perbaikan
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, maka perlu adanya perbaikan
untuk meningkatkan professionalisme dan memperbaiki kelemahan dan kekurangan
pegawai yang telah diidentifikasi. Perbaikan itu bisa berupa pendidikan dan
latihan yang merupakan suatu bentuk program pengembangan sumber daya manusia ( personal
development ). Hal ini mengacu pada arti daripada pendidikan dan latihan
yang merupakan suatu program belajar yang direncanakan untuk menghasilkan
anggota staf demi memperbaiki penampilan seseorang yang telah mendapatkan tugas
menduduki jabatan.[5]
f. Kompensasi pegawai.
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai,
yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara
tetap. Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa
tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan, dan lain-lain. Masalah kompensasi merupakan
salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi manajemen, karena imbalan oleh
para pegawai tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan
materialnya, akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia.
g. Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan
terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan kewajiban sebagai
lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Untuk selanjutnya mungkin
masing-masing pihak terikat dalam perjanjian dan ketentuan sebagai bekas
pegawai. Sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat dikelompokkan kedalam tiga
jenis yaitu :
-
Pemberhentian atas permohonan sendiri;
-
Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah,bagi yang berstatus pns;
-
Pemberhentian oleh sebab-sebab lain, seperti meninggal dunia, hilang, habis
masa cuti tetapi tidak melaporkan, dan
lain-lain.
C. Peranan Kepala Sekolah Dalam
Pengelolaan Personalia
Seorang kepala sekolah harus mampu mengerakkan sumber daya manusia yang
memiliki kecakapan, motivasi dan kreativitas secara maksimal untuk :
a.
Memungkinkan sekolah mengatasi
ketidakpastian atau kelemahan (infirmity);
b.
Menyesuaikan progam pendidikan
secara terus-menerus terhadap kebutuhan hidup individu dan kebutuhan kompetisi
di dalam masyarakat yang dinamis;
c.
Menggunakan kepemimpinan yang
membentuk organisasi kemanusiaan didalam cara yang sesuai antara kepentingan
individu dengan kepentingan sekolah;
d.
Menciptakan kondisi dan suasana
kondusif untuk meningkatkan pertumbuhan sikap kepeloporan / sukarela dan
efektifitas individu secara maksimal;
e.
Mempengaruhi orang-orang biasa,
sehingga mampu tampil dalam bentuk yang luar biasa.[6]
Strategi kepegawaian yang mengacu kepada lima hal diatas memerlukan
konsentrasi kepemimpinan dalam arti kesungguhan dalam mencapai tujuan
organisasi yaitu memelihara para anggotanya, berinisiatif dan berkreativitas
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga terjadi hubungan proses
administrasi, yang pada akhirnya akan tercipta keserasian antara tujuan
organisasi dan usaha-usaha individu.
Peranan sumber daya manusia terkait erat dengan keberhasilan sebuah
organisasi. Dan yang penting juga untuk diketahui bahwa di dalam organisasi
seperti sekolah akan selalu terjadi problem kemanusiaan, yang menurut William
B. Castetter adalah sebagai berikut : [7]
1)
Kesenjangan komunikasi;
2)
Pemberian penghargaan yang tidak
efektif;
3)
Ketiadaan ( lack )
otoritas;
4)
Supervisi yang tidak tepat;
5)
Pemberian kompensasi yang tidak
seimbang;
6)
Kedudukan yang tidak aman;
7)
Ketidaklenturan karir;
8)
Keusangan personil;
9)
Rekruitmen dan usaha seleksi yangh
tidak produktif;
10)
Ketidakpuasan jabatan;
11)
Pergantian yang berlebih-lebihan;
12)
Kelambatan dan
ketidakhadiran;ketidakadilan pemberian tugas dan kesempatan promosi; dan
13)
Akibat negative yang tumbuh
sehingga klien sekolah seringkali bersekutu dengan tawar menawar bersama ( bargaining
) di dalam sector masyarakat umum.
Staf memegang peranan penting dalam kehidupan persekolahan, sehingga
kepemimpinan kepala sekolah yang mempunyai arti vital dalam proses pendidikan
harus mampu mengolah dan memanfaatkan segala sumber daya manusia yang ada
sehingga tercapai efektivitas sekolah yang diharapkan akan membawa perubahan
pada peserta didik.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh
kepala sekolah agar dapat mencapai efektivitas sekolah, yaitu :
a.
Sekolah harus secara terus menerus
menyesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal yang mutakhir;
b.
Mampu mengkoordinasikan dan
mempersatukan usaha seluruh sumber daya manusia kea rah pencapaian tujuan;
c.
Perilaku sumber daya manusia kea
rah pencapaian tujuan dapat dipengaruhi secara positif apabila kepala sekolah
mampu melakukan pendekatan secara manusiawai;
d.
Sumber daya manusia merupakan
suatu komponen penting dari keseluruhan perencanaan organisasi;
e.
Dalam rangka pengelolaan, seorang
kepala sekolah harus mampu menegakkan hubungan yang serasi antara tujuan
sekolah dengan perilaku sumber daya manusia yang ada;
f.
Dalam meningkatkan efektivitas dan
efesiensi sekolah, fungsi sumber daya manusia harus ditumbuhkan sebagai satu
kesatuan utama.
Jelas sekali dari paparan di atas betapa peranan sumber daya manusia
sangat dominan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi sekolah,
sehingga sudah seharusnya seorang kepala sekolah betul-betul memahami
pengelolaan sumber daya manusia mulai dari proses rekrutmen sampai
pemberhentian.
Oleh karena itu seorang kepala sekolah memiliki tanggung jawab
pembinaan sumber daya manusia yang harus diarahkan pada :
a.
Pencapaian tujuan sekolah;
b.
Bantuan terhadap individu untuk
memperoleh kedudukan dan standart penampilan kerja kelompok;
c.
Pengembangan karier anggota secara
maksimal;
d.
Rekonsiliasi antara tujuan
individu-individu dengan tujuan organisasi.
Begitu berat tugas seorang kepala sekolah , sehingga untuk mencapai
hasil yang diharapkan dari organisasi yang dipimpinnya dia harus memiliki
kemampuan :
- mendorong timbulnya kemauan yang kuat serta penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing – masing;
- memberikan bimbingan dan tuntunan terhadap para guru, staf dan siswa memacu dan berdiri di depan untuk memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan.
Untuk
dapat berhasil menggerakkan para guru , staf dan siswa seorang kepala sekolah
perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
- menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa dan bertindak keras ;
- mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kesadaran dan rasa tanggung jawab dengan cara :
- meyakinkan, berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa apa yang diperbuat adalah benar;
- membujuk ( induce ), berusaha meyakinkan apa yan dilakukan oleh para guru, staf dan siswa adalah benar selama berpegang pada aturan yang berlaku.
Demikianlah uraian singkat mengenai pengelolaan sumber daya manusia di
sekolah yang dalam hal ini menuntut peran dari kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi di sebuah sekolah. Pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan
secara professional untuk mencapai hasil yang diharapkan, mengingat sekolah
bukan hanya sebagai agen pembelajaran tapi juga agen perubahan.
KESIMPULAN
Sekolah
sebagai sebuah organisasi melibatkan begitu banyak individu yang memiliki
kecenderungan yang berbeda satu sama lain. Baik dari latar belakang social,
pendidikan bahkan sebagai individu yang memiliki kepribadian yang juga berbeda
satu sama lain. Masing – masing individu itu saling bekerja sama satu dengan
yang lain untuk mencapai tujuan yang sama dari organisasi yang menaunginya.
Bukan hal
mudah bagi seorang pemimpin organisasi untuk membangun kerja sama yang harmonis
dalam organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin organisasi yang dalam
hal ini diperankan oleh kepala sekolah harus mampu mengelola organisasi dengan
baik lebih – lebih pada aspek pengelolaan personalia sebagai sumber daya
manusia yang menjadi motor penggerak suatu organisasi.
Pengelolaan
personalia ini dimanifestasikan pada job description yang jelas untuk
menghindari terjadinya job overlapping. Pengelolaan personalia
ini dimulai sejak tahap rencana pengadaan pegawai, penempatan, penyesuaian
diri, evaluasi, perbaikan, kompensasi pegawai sampai pemberhentian pegawai. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan profil pegawai yang benar – benar memiliki
kualifikasi dari segi keahlian, kecakapan, motivasi, dan kreatifitas yang
maksimal.
Maka, pada akhirnya orang
yang paling menentukan keberhasilan suatu sekolah adalah kepala sekolah.
Dibutuhkan konsentrasi kepemimpinan dalam arti kesungguhan dalam mencapai
tujuan organisasi dengan cara : memelihara para anggotanya, berinisiatif dan
berkreatifitas dalam menjalankan tugas – tugasnya sehingga terjadi hubungan
proses administrative dan akan saling mengaitkan proses administrasi yang pada
akhirnya akan tercipta keserasian antara tujuan organisasi dan usaha – usaha
individu.
Demikianlah kesimpulan akhir
dari pengelolaan personel pada suatu organisasi yang dalam hal ini terfokus
pada organisasi sekolah.
No comments:
Post a Comment