Monday, January 31, 2011

resensi filem krakatoa.

Judul : KRAKATOA THE LAST DAY
Director : Sam Miller
Cast : Rupert Penry-Jones, Olivia Williams, Kevin McMonagle, Ramon Tikaram, David Dennis
Language : English, Indonesian
Release Date : 7 May 2006
Running Time : 1 hour 27 minutes
kelompok : Mu’allim Syukri Khamid (09410168)

Melalui film spektakuler ini yang diproduksi oleh BBC-TV, kita akan tahu lebih banyak tentang Krakatau. Dan kita juga akan belajar beberapa fakta serta catatan sejarah Krakatau dan orang-orang yang tinggal di dekat gunung berapi itu. Krakatoa: The Last Day - atau juga dikenal sebagai Krakatau: Volcano of Destruction - adalah docudrama yang berarti kita akan melihat beberapa dramatisasi dari catatan sejarah tetapi tetap dengan akurasi ilmiah. Dan yang membuat film ini edukatif serta menghibur.
Film ini dirilis berdasarkan kesaksian beberapa korban yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan kepentingan yang berbeda. Tapi semua dari mereka bersama satu kesamaan, mereka adalah saksi hidup dari letusan Krakatau. Tahun ini 1883, “Kami mengikuti kehidupan seorang pejabat pemerintah Belanda di Pulau Sumatera”, Willem Beijerinck (Rupert Penry-Jones) dan istrinya Johanna Beijerinck (Olivia Williams); Tokaya (Ramon Tikaram), seorang karyawan Jawa Willem; Rogier Verbeek (Kevin McMonagle), seorang ilmuwan yang mempelajari Krakatau dan gunung-gunung vulkanik lainnya yang tampaknya sering dilihat Schuits keluarga yang bekerja sebagai Keepers dari Lighthouse Point Keempat di Jawa dan obligasi dengan putra mereka, Josef (Connor Dowds of Prey (2007)); dan juga Kapten TH Lindeman (Darrell D'Silva) yang bekerja di sekitar laut Indonesia dengan kapalnya yang membawa puluhan penumpang ketika Krakatau meletus.
Jujur saja, kami tidak berharap akan menjadi begitu bersemangat menonton film ini, kami benar-benar mengira itu hanya akan menjadi begitu-begitu bencana film tetapi berdasarkan akurasi ilmiah dan sejarah tapi apa yang kami dapatkan adalah campuran seimbang dari film dokumenter tradisional dan bencana dengan keterampilan bertindak baik dari para pemeran. Hanya saja pembuat film tidak mempekerjakan aktor dan aktris Indonesia yang profesional sehingga kita benar-benar bisa merasakan suasana Indonesia. Ada ratusan juta orang hidup di negara ini dan kami yakin mereka yang telah menyaksikan Docudrama BBC ini akan merasa terganggu dengan busana aneh dari penduduk asli, yang seharusnya harus disesuaikan dengan budaya Indonesia pada masa itu.
Bagian dokumenter sering dimasukkan untuk mengajarkan kita sesuatu tentang apa yang sedang terjadi, dan BBC pandai dalam hal ini. Dengan suara yakin dari narator (suara dari direktur sendiri, Sam Miller) kita akan belajar tentang sejarah Krakatau dan Rakata dan bahkan Anak Krakatau. Dan untuk tahu siapa Rogier Verbeek sebenarnya dan bagaimana ia sangat memberikan kontribusi untuk mengetahui lebih banyak tentang kegiatan gunung berapi, dan juga tentunya untuk menyadari betapa mengerikannya hal itu adalah untuk segala sesuatu dan semua orang yang tinggal di garis pantai Indonesia ketika Krakatau meletus pada 26 Agustus 1883 , termasuk setelah efek dan gelombang Tsunami menghancurkan yang katanya setinggi tiga kali dari yang terlihat di Aceh pada tahun 2004!
Dan bagian film bencana ini dibuat untuk menunjukkan kepada kita bagaimana mematikan letusan Gunung Krakatau dan kami sebenarnya juga terkejut juga mengetahui bahwa urutan bencana mendebarkan, pujian untuk pemotretan itu. Sudut kamera benar-benar bisa menangkap intensitas bencana. Dan karena kami menyadari bagaimana mematikan Krakatau pada tahun 1883 adalah (berdasarkan cerita dari kakek besar kami), secara pribadi kami tertarik pada para pemeran karakter, terutama Johanna Beijerinck. Dan, sebelum aku lupa, kecepatan adalah satu terlalu besar, itu tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat, hanya sempurna antara menampilkan bagian Dokumenter dan bagian Drama.

LEMBAR OBSERVASI

OBYEK : Proses Pembelajaran di Kampus
WAKTU : 3 Januari 2011
TEMPAT : Ruang 313
OBSERVER : Mu’allim Syukri Khamid

Deskripsi:
Pada jam 08.45 WIB, ruang 313 PAI-D mahasiswa masuk kelas dan dosen sudah di dalam karena dosen belum keluar pada kuliah sebelumnya.
Sebelum dimualai perkuliahan, dosen menanyakan tugas yang diberikan minggu yang lalu, dan mahasiswapun mengumpulkannya, namun masih ada pula mahasiswa yang masih mengerjakan tugas tersebut.
Sekitar setengah jam proses pengumpulan tugas tersebut, kemudian dosen memulai materi tepatnya kurang lebih pukul 09.15 Wib. Dan mahasiswapun mendengarkan penjelasan dari dosen, namun ada juga yang masih mengerjakan tugas yang belum dikerjakannya, namun dosen tetap melanjutkan penelasannya tanpa menegur yang sedang mengerjakan tugas.
Sekitar 30 menit setelah dosen menjelaskan kemudian dosen menyuruh mahasiswanya untuk membuat deskripsi singkat tentang tentang proses pembelajaran yang barusan dilakukan.dan pada saat mahasiswa mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh dosen, dosen menayangkan fotonya yang bersama dengan keluarganya, ada mahasiswa yang melihat foto tersebut, namun ada pula mahasisiwa yang melanjutkan mengerjakan tugas tersebut. Namun disela-sela mahasiswa yang mengerjakan tugas, ada pula mahasisiwa yang bermainan pulpennya dan ada pula yang hanya clingk-clinguk melihat teman yang mengerjakan tugas.
Pada jam 09.52 Wib saya selesai mengerjakan tugas yang diberikan dosen.dan mahasiswa yang lain pun menyusul. Seteleh selesai semua, dosen menyuruh salah satu mahasiswanya untuk membacakan hasil kerjanya.
Sebelum mengakhiri perkuliahan dosen memberikan tugas kepada mahasiswanya untuk membuat observasi tentang proses perkuliahan yang dikumpulkan pada waktu ujian.

Keterangan:
Hipotesis : Perkuliahan dilakukan selama 100 menit dari jam 08.45-09.30 WIB. Setelah mahasiswa masuk ruangannya dosen menanyakan tugas minggu lalu. Setelah itu dosen memberikan penjelasan materi baru yang belum disampaikan. Setelah selesai memberi penjelasan dosen menayakan pada mahasiswa apakah ada pertannyaan. Sebelum menutup perkuliahan dosen memberikan tugas kepada mahasiswa.

Wednesday, January 26, 2011

Indonesia Raya - Lagu Kebangsaan Republik Indonesia -

Indonesia Raya - Lagu Kebangsaan Republik Indonesia - Lagu Wajib Nasional

Ciptaan : W.R. Supratman / Wage Rudolf Supratman

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia

Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri 'njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi

Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya

Monday, January 10, 2011

curahan hati seoarang anak perantau

Assalamualaikum wr wb.

kawan......
Ijinkan saya mengungkapkan perasaan hati , meluahkan segala unek-unek yang selama ini menggangu pikiranku, karena selama ini aku nggak belum punya teman untuk berbagi kecuali dengan kekasihku yang tercinta itupun tidak semua aku curahkan kepadanya karena aku takut akan menjadi beban pikiran orang yang selama ini aku sayangi.

kawan.......
Bertahun-tahun saya hidup di perantauan berusaha dan terus berharap agar Allah Swt. selalu melimpahkan RizkiNya (ilmu yang bermanfaat) kepadaku. saya sadar bahwa jodoh, rizki,mati itu adalah urusan Allah tapi saya nggak mau menyerah karena Allah telah Berjanji bahwa nasib seseorang itu akan berubah selagi seseorang itu mau merubahnya sendiri.

kawan.......
Saat ini saya berkuliah disebuah perguruan tinggi agama di Yogyakarta. sejak saya merantau ke Jogja untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, saya tinggal di kontrakan yang sempit berasama dengan anak-anak perantau yang lain walaupun sempit tapi kami sangat bersyukur karena kami masih bisa sholat berjamaah dan menikmati Rizki yang dilimpahkan Allah kepada kami anak perantau. sungguh kenikmatan yang sangat luar biasa walaupun kami hidup dalam keterbatasan tapi kami merasa bahagia karena kami para anak perantau masih diberi kesempatan bernafas menghirup udara bebas.....

kawan.........
Semua orang pasti pingin hidup enak,tercukupi segala keinginannya, begitupun kami para anak perantau,kami juga manusia biasa yang dikaruniai oleh Allah nafsu. kami juga pingin hidup enak,kecukupan tapi kami tidak mempunyai ambisi yang muluk-muluk.

kawan Ditahun pertama saya mengarungi kehidupan yang berbeda dari biasanya karena sekarang saya hidup jauh dari orang tuaku, dan hidup serba kecukupan, tapi kami tetap bersemangat untuk mengarungi kejamnya hidup di perantauan, dan saya berdo'a semoga untuk tahun-tahun berikutnya saya dapat hidup lebih bahagia dan kembali ke kampung halaman dengan ilmu yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarajkat. amin.....amin ....ya robbal'alamin.....