Sunday, November 30, 2014

Kata2 Bijak Monkey D Luffy

Monkey D. Luffy

>”Aku sudah memutuskan akan melakukannya,jadi aku akan bertempur demi hal itu ,walaupun harus mati”(Chapter 2)
>”Tidak peduli sampah tetap saja sampah”(Chapter 4)
>”Ini adalah harta karunku(benda yang berharga)!!Tidak akan kubiarkan seorang pun merusaknya!!”(Chapter 18)
>”Kalau kalian berani menertawakan Usoop( seorang teman) kubunuh kalian!!”(Chapter 36)
>”Orang tak tahu balas budi sepertimu pantasnya ditendang saja”(Chapter 53)
>”Mati bukan cara untuk membalas budi,Hanya orang lemah yang memilih mati setelah diselamatkan oleh seseorang”(Chapter 59)
>”kau tidak akan bisa menghancurkannya,bendera dengan symbol tengkorak ini adalah lambang keyakinan”(Chapter 148)
>”Mereka yang tidak punya pendirian sendiri,tidak pantas menyentuh bendera tengkorak(Sesuatu) milik orang lain”(Chapter 131)
>”Berkata lah sesuka hatimu,biarpun harus mati,aku akan menolongmu!!”(Chapter 558)
>”Akan kulakukan apapun yang kubisa,mati tak apa,biarkan kau bertarung,kalau sekarang aku gagal bertarung dan gagal menyelamatkan Ace(Seseorang).Aku lebih baik mati saja(Chapter 568)

Friday, November 28, 2014

Kata-kata bijak OnePiece #Brook

  • >”Sebagai pria sejati,aku belajar untuk sabar menunggu waktu makan”(Chapter 444)
  • >”Umur panjang adalah kebahagian semua orang”(Chapter 444)
  • >”Saya tidak peduli meski saya hanya jadi bahan tonotnan!!Silahkan komentar sesuka kalian,Sebab tidak ada lagi kata :Seorang diri” dalam kamusku”(Chapter 596)
  • >”Semuanya akan baik-baik saja..semuanya akan baik-baik saja..Meskipun tidak berjalan lancar,Karena suatu hari nanti kita semua akan mati…Yeah!!Nah semuanya meski dalam kesusahan,ayo kita menyanyi agar happy…Come On!!”(Chapter 614)

Kata-Kata Bijak OnePiece #Boodle(Wali kota Orange)

  • >”Ada saatnya seorang lelaki tidak bisa mundur dari pertempuran”(Chapter 14)
  • >”Wali kota macam apa yang tidak bisa melindungi kotanya!!? Aku akan bertempur!!”(Chapter 14)
  • >”Apa gunanya penduduk kalau bukan untuk melindungi pemimpinnya”(Penduduk Kota Orange).(Chapter 18)
  • >”Bodoh beraninya dia berlaku kurang ajar pada orang yang lebih tua!!”(Chapter 21)

Kata-kata Bijak OnePiece #Boa Hancock

  • >"Tidak ada yang boleh mengetahui masa lalu kami!!Kami tidak akan memperlihatkan kelemahan meski harus membohongi negeri ini (Seseorang)!!(Chapter 521)
  • >”Cinta selalu datang bagai badai”(Chapter 570)

Kata-kata Bijak OnePiece #Bluejam


  • >”Terlalu percaya dengan kekuatan sendiri justru dapat merugikan”(Chapter 557)
  • >”Yang dapat bertahan hidup di medan perang hanyalah “Orang kuat” dan “Pengecut”.Seorang pahlawan itu repurtasinya akan ditentukan saat ia mati”(Chapter 557)

Kata-Kata Bijak OnePiece

Bellmere
  • >”Aku tidak bisa mengingkari kalau aku punya keluarga,walau harus mati sekalipun”(Chapter 78)
  • >"Jangan biarkan diri kalian kalah!!Anak perempuan harus kuat!! Apa pun yang terjadi, jangan pernah membenci saat kau dilahirkan!! Tidak apa kalau tak ada yang memuji kalian!! Jangan lupakan kekuatan senyum, selama kau bertahan, banyak hal menyenangkan yang akan terjadi!!" (Chapter 79)

Kata-kata bijak OnePiece

Aokiji
  • >”Keadilan dapat ditegakkan dalam berbagai cara,tergantung situasi dan kondisi”(Chapter 397)
  • >”Kadang keadilan yang terlalu mendalam dapat membuat seseorang menjadi gila”(Chapter 397)
  • >”Kau bebas membenci siapapun,tetapi untuk saat ini bersyukurlah bahwa kau masih hidup,sebisa mungkin hiduplah dengan tenang”(Chapter 397)

Kata-kata Bijak dalam Serial Film OnePiece

Akainu
  • >”Kalau memang benar-benar memikirkan keluargamu,kau tidak boleh hidup dengan memalukan”(Chapter 556)

Kata-Kata Bijak dalam Film Serial One Piece

Arlong
  • >”Tentu saja aku lebih baik mati dari pada mengingkari janji yang berhubungan dengan uang”(Chapter 74 dan 75)
  • >"Senjata hanya akan menimbulkan kejahatan dan kerusakan!! Itu adalah Ancaman bagi perdamaian"(Chapter 71)

Friday, November 14, 2014

KAU INI BAGAIMANA ATA AKU HARUS BAGAIMANA


Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana.
By.GusMus

Kau ini bagaimana..
Kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berfikir Aku berfikir kau tuduh aku kafir
Aku harus bagaimana…
Kau bilang bergeraklah Aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah
Aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku memegang prinsip
Aku memegang prinsip Kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran Aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana…
aku Kau suruh maju Aku mau maju kau serimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja Aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana...
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu Langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana..

Aku kau suruh menghormati hukum, Kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, Kau mencontohkan yang lain
Kau ini bagaimana...

Kau bilang Tuhan sangat dekat
Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, Kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana...
Aku kau suruh membangun, Aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, Aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana...

Kau suruh aku menggarap sawah, Sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, Aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana...
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bis Showab

Kau ini bagaimana..
kau suruh aku jujur, Aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, Aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, Sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, Aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana..
Kau bilang bicaralah, Aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, Aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana...

Kau bilang kritiklah, Aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya
Aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana..
Aku bilang terserah kau, Kau tak mau
Aku bilang terserah kita, Kau tak suka
Aku bilang terserah aku, Kau memakiku
Kau ini bagaimana, Atau aku harus bagaimana...
1987

Tuesday, November 11, 2014

curahan hati seoarang anak perantau




Assalamualaikum wr wb.

kawan......
Ijinkan saya mengungkapkan perasaan hati , meluahkan segala unek-unek yang selama ini menggangu pikiranku, karena selama ini aku nggak belum punya teman untuk berbagi kecuali dengan kekasihku yang tercinta itupun tidak semua aku curahkan kepadanya karena aku takut akan menjadi beban pikiran orang yang selama ini aku sayangi.

kawan.......
Bertahun-tahun saya hidup di perantauan berusaha dan terus berharap agar Allah Swt. selalu melimpahkan RizkiNya (ilmu yang bermanfaat) kepadaku. saya sadar bahwa jodoh, rizki,mati itu adalah urusan Allah tapi saya nggak mau menyerah karena Allah telah Berjanji bahwa nasib seseorang itu akan berubah selagi seseorang itu mau merubahnya sendiri.

kawan.......
Saat ini saya berkuliah disebuah perguruan tinggi agama di Yogyakarta. sejak saya merantau ke Jogja untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, saya tinggal di kontrakan yang sempit berasama dengan anak-anak perantau yang lain walaupun sempit tapi kami sangat bersyukur karena kami masih bisa sholat berjamaah dan menikmati Rizki yang dilimpahkan Allah kepada kami anak perantau. sungguh kenikmatan yang sangat luar biasa walaupun kami hidup dalam keterbatasan tapi kami merasa bahagia karena kami para anak perantau masih diberi kesempatan bernafas menghirup udara bebas.....

kawan.........
Semua orang pasti pingin hidup enak,tercukupi segala keinginannya, begitupun kami para anak perantau,kami juga manusia biasa yang dikaruniai oleh Allah nafsu. kami juga pingin hidup enak,kecukupan tapi kami tidak mempunyai ambisi yang muluk-muluk.

kawan Ditahun pertama saya mengarungi kehidupan yang berbeda dari biasanya karena sekarang saya hidup jauh dari orang tuaku, dan hidup serba kecukupan, tapi kami tetap bersemangat untuk mengarungi kejamnya hidup di perantauan, dan saya berdo'a semoga untuk tahun-tahun berikutnya saya dapat hidup lebih bahagia dan kembali ke kampung halaman dengan ilmu yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarajkat. amin.....amin ....ya robbal'alamin.....

wassalamu'alaikum wr.wb

5 TUJUAN POKOK SYARI’AH



Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtaras-Sidawi حفظه الله

MUQADDIMAH

Penting bagi kita memahami kaidah-kaidah dalam Islam. Al-Qarrafi رحمه الله mengatakan:
كُلُّ فِقْةٍ لَـمْ يُـخَرَّجْ عَلَى الْقَوَاعِدِ فَلَيْسَ بِشَيْءٍ
"Setiap ilmu yang tidak dibangun di atas kaidah (landasan/fondasi) maka itu bukanlah ilmu."[1]
Dan di antara kaidah penting yang penting dipahami adalah maqashidu syari'ah (tujuan pokok syari'at Islam), di mana ilmu ini merupakan ilmu agama yang sangat istimewa dan menjadi pusat per-hatian para ulama karena pada hakikatnya adalah membahas tentang maksud dan tujuan Allah meletakkan hukum dan syari'at kepada hamba.
BEBERAPA FAEDAH ILMU
MAQASHIDU SYARI'AH

Dengan memahami maqashidu syari'ah ini, kita akan memetik beberapa faedah:
1.    Mengetahui keindahan dan kesempurnaan syari'at Islam yang mulia, karena semua syari'atnya dibangun di atas hikmah dan kemaslahatan bagi hamba.
2.    Mengenal tingkatan maslahat dan mafsadat yang sangat penting diketahui tatkala terjadi benturan.
3.    Menjadikannya sebagai timbangan untuk mengetahui berbagai cabang permasalahan yang banyak terjadi dalam kehidupan.[2]

LIMA POKOK TUJUAN
SYARI'AT YANG PENTING

Di antara maqashidu syari'ah yang sangat penting diketaliui adalah lima pokok yang sangat dijaga dalam agama.
Al-Imam asy-Syathibi رحمه الله mengatakan, "Seluruh umat, bahkan semua agama, bersepakat bahwa syari'at itu diletakkan guna menjaga lima kebutuhan pokok, yaitu: agama, nyawa, kehormatan, harta, dan akal."[3]
Berikut penjelasan singkat tentang lima pokok di atas yang harus dijaga dengan dua cara:
Pertama: Memperkuat fondasi-fondasinya seperti salat berjama'ah di masjid bagi pria dan salat sunnah di rumah.
Kedua:     Menjaganya dari hal-hal yang dapat merusaknya seperti peringatan dari bahaya syirik dan bid'ah.[4]
1.  Menjaga Agama
Jika kita mencermati syari'at yang mulia, niscaya akan kita dapati bahwa Islam sangat menjaga agama dengan memperkokoh fondasinya serta menjaga dari hal-hal yang dapat merusak agama. Di antara bentuknya:
a.    Menganjurkan dakwah kepada agama
b.    Mewajibkan untuk Islam, iman dan tauhid
c.     Disyari'atkan jihad untuk melawan siapa pun yang menghalangi tersebarnya agama
d.    Menghukum mati setiap yang murtad dari agama Islam
e.    Menganjurkan untuk melakukan ketaatan dan sunnah yang memperkokoh agama
f.      Membela agama, menyingkap syubhat dan kerancuan para penentang agama.
2.  Menjaga Akal
a.    Mengharamkan setiap yang memabukkan dan merusak akal
b.    Memberikan hukuman kepada peminum khamar
c.     Menganjurkan kita untuk berpikir, merenung, dan menghayati sehingga menumbuhkan akal.

3.  Menjaga Harta
a.    Menganjurkan kerja dengan cara yang halal
b.    Mengharamkan pemborosan harta
c.     Mengharamkan pencurian dan menghukum pencuri dengan potong tangan (QS al-Ma'idah [5]: 3)
d.    Siapa pun yang merusak harta orang lain maka wajib menggantinya
e.    Melarang segala cara yang menjadikan manusia makan harta dengan cara yang batil atau zalim seperti riba, judi, penipuan, suap, dan sebagainya.
4.  Menjaga Nyawa
a.    Mengharamkan pembunuhan kepada jiwa yang tidak boleh dibunuh yaitu muslim, kafir dzimmi, musta'min, mu'ahad (QS an-Nisa' [4]: 93)
b.    Mewajibkan qishash bagi pembunuh secara sengaja (QS al-Baqarah [2]: 178) bahkan Islam melarang walau hanya sekadar mengisyaratkan senjata kepada orang lain
c.     Mewajibkan diyat dan kaffarah bagi pembunuh karena salah atau syibhul amd
d.    Melarang mencederai diri sendiri.

5. Menjaga Kehormatan/Nasab
a.    Melarang zina dan segala sarananya (QS al-Isra' [17]: 32)
b.    b. Menghukum   pezina   dengan   hukuman   yang keras (QS an-Nur[24]: 2)
c.     Melarang menuduh zina tanpa bukti yang kuat (QS an-Nur [24]: 4)
d.    Menganjurkan   nikah   untuk   memperbanyak keturunan
e.    Melarang tindakan adopsi anak dan menisbahkan anak kepada selain bapaknya.[5]
Jika kita semua mampu menjaga lima pokok ini, maka kita akan merasa aman dalam agama, akal, nasab, harta, dan nyawa kita. Inilah keindahan agama Islam.[]



[1]   Adz-Dzakhirah 1/55.
[2]   Bahsun Mukhtasharun Haula ‘Ilmi Maqashidi Syari’ah hlm.11-13 oleh Dr. Ali Muhammad Wunais.
[3]   Al-Muwafaqat 1/31.
[4]   Al-Muwafaqat 1/18 oleh asy-Syathibi.
[5]   Al-'Aqdu Tsamin fi Syarhi Manzhumah asy-Syaikh Ibn Utsaimin hlm. 54-57 karya asy-Syaikh Dr. Khalid ibn Ali Al-Musyaiqih.

_________________
Download Ebook Ini :
Silahkan KLIK Disini Semoga Bermanfaat..

Tafsir Surat Al-Kafirun




TAFSIR SURAT
AL-KAFIRUN
.:Tidak ada Toleransi dalam hal keimanan dan peribadatan:.



Oleh:
Imam Ibnu Katsir رحمه الله



Download > 160 ebook Islam, Gratis!!!
kunjungi….





TAFSIR SURAT AL-KAAFIRUUN[1]
Telah ditegaskan di dalam kitab Shahih Muslim, dari Jabir رضي الله عنهما bahwasanya Rasulullah membaca surat ini dan juga surat Qul Huwallaahu Ahad (al-Ikhlash) dalam dua rakaat shalat thawaf. Dan di dalam kitab Shahih Muslim juga dari hadits Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah membaca kedua surat tersebut dalam dua rakaat shalat Shubuh (qabliyah).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu 'Umar رضي الله عنهما bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم  pernah membaca dalam dua rakaat shalat sunnah sebelum Shubuh dan dua rakaat shalat setelah shalat Maghrib sebanyak duapuluh kali lebih atau sepuluh kali lebih dengan surat Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun (al-Kaafiruun) dan Qul Huwaallahu Ahad (al-Ikhlash).
Imam Ahmad juga meriwayatkan dari al-Harits bin Jabalah, dia berkata, "Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu surat yang bisa aku baca saat akan tidur.' Maka beliau bersabda: 'Jika engkau akan tidur pada malam hari, maka bacalah: 'Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun (al-Kaafiruun), karena sesungguhnya ia akan berlepas diri dari kesyirikan." Wallaahu a’lam
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
۰۱ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
 ۰٢ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
۰٣ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
۰٤ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
۰٥ وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
۰٦ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
1.        Katakanlah: "Hai orang-orang kafir!"
2.        aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3.        Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah
4.        Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5.         dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah
6.        Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku. [QS. Al-Kafiruun : 1-6]
Surat ini merupakan surat yang menyatakan berlepas diri dari perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, di mana ia memerintahkan untuk ikhlas di dalam mengerjakannya. Dengan demikian, firman Allah Ta'ala: {قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ} "Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir," 'mencakup setiap orang kafir yang ada di muka bumi ini, tetapi orang-orang yang dituju oleh khithab (pembicaraan) ini adalah orang-orang kafir Quraisy. Ada juga yang mengatakan bahwa karena kebodohan mereka, mereka mengajak Rasulullah صلي الله عليه وسلم untuk menyembah berhala selama satu tahun, dan mereka akan menyembah Rabb beliau selama satu tahun juga. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan surat ini dan di dalamnya Dia memerintahkan Rasul-Nya صلي الله عليه وسلم untuk melepaskan diri dari agama mereka secara keseluruhan, di mana Dia berfirman:
 {لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ}
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."
Yakni patung dan tandingan
. {وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}
"Dan kamu juga bukan penyembah Ilah yang aku sembah." Yaitu Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan kata maa di sini bermakna man (siapa).
Selanjutnya, Allah Ta'ala berfirman:
 {وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ}
 "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Maksudnya, dan aku tidak akan pernah menyembah sembahan kalian. Artinya, aku tidak akan menempuh jalan kalian dan tidak juga mengikutinya. Tetapi, aku akan senantiasa beribadah kepada Allah dengan cara yang Dia sukai dan ridhai. Oleh karena itu, Dia berfirman: {وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ} "Dan kamu tidak pernah(pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah." Maksudnya, kalian tidak akan mengikuti perintah-perintah Allah dan syari'at-Nya dalam menyembah-Nya, tetapi kalian telah memilih sesuatu dari diri kalian sendiri. Dengan demikian, Rasulullah terlepas dari mereka dalam segala aktivitas mereka, karena se­sungguhnya setiap orang yang beribadah sudah pasti memiliki sembahan dan ibadah yang ditempuhnya. Dan Rasulullah serta para pengikutnya senantiasa beribadah kepada Allah atas apa yang Dia syari'atkan. Oleh karena itu, kalimat Islam berbunyi: لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ مُحَمّدًا رَسُول الله "Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah", artinya tidak ada sembahan kecuali Allah semata, dan tidak ada jalan yang bisa mengantarkan kepada-Nya kecuali apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan ibadah yang tidak dizinkan oleh-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah berkata kepada mereka
: {لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ} "Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku. Sebagaimana firman Allah Ta'ala ini:
 {وَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل لِّي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَاْ بَرِيءٌ مِّمَّا تَعْمَلُونَ}
Jika mereka mendustakamu, maka katakanlah, 'Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan."' (QS. Yunus: 41).
Al-Bukhari mengatakan: "Dikatakan, {لَكُمْ دِينُكُمْ} Bagimu agamamu. (yaitu) kekufuran, {وَلِيَ دِينِ} 'Dan bagiku agamaku,' (yaitu) Islam. Di sini Allah tidak mengatakan: 'Diinii (agama-Ku),' karena ayat-ayat dengan menggunakan nun sehingga huruf ya dihilangkan, seperti yang Dia firmankan: {فَهُوَ يَهْدِينِ} 'Maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,'[2] dan juga, {وَيَشْفِينِ} 'Dan Dia yang menyembuhkanku.'"[3] Ibnu Jarir menukil dari beberapa orang ahli Bahasa Arab bahwa hal tersebut termasuk dalam bab penekanan. Hal itu seperti firman-Nya:
{{فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً}
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah: 5-6). Dan ada juga ungkapan pendukungnya.
Abul 'Abbas Ibnu Taimiyyah menyebutkan di dalam beberapa kitab­nya, yaitu bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya:
{لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ}
"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah," fi'il (kata kerja)nya dinafikan, karena ia merupakan kalimat fi'liyah (berawal kata kerja). {وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ} "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Penerimaan hal tersebut dinafikan secara total, karena penafian dalam bentuk kalimat ismiyah (berawal kata benda) lebih kuat, seakan-akan fi'il dinafikan. Dan karena ia bisa menerima hal tersebut. Dan artinya adalah penafian kejadian­ku sekaligus penafian kemungkinan menurut syari'at. Dan itu pun merupakan ungkapan yang baik pula. Wallaahu a'lam.
Imam Abu 'Abdillah asy-Syafi'i dan juga yang lainnya telah mengguna­kan ayat yang mulia ini: {لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ} "Bagimulah agamamu dan untukkulah agamaku," sebagai dalil bahwa kekufuran itu secara keseluruhan merupakan satu millah (agama), sehingga ada kemungkinan orang Yahudi menerima warisan dari orang Nasrani, dan demikian pula sebaliknya, jika antara keduanya mempunyai hubungan nasab atau sebab yang bisa menjadikan mereka saling waris-mewarisi, karena semua agama selain Islam adalah satu dalam kebathilan. Imam Ahmad bin Hanbal dan orang-orang yang sejalan dengannya mempunyai pendapat yang menyatakan tidak dibolehkannya penerimaan warisan oleh orang Nasrani dari orang Yahudi, dan demikian sebaliknya. Hal tersebut didasarkan pada hadits 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya رضي الله عنه, dia berkata: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
لَا يَتَوَارَثُ أَهْلُ مِلَّتَيْنِ شَتَّى
'Tidak ada waris-mewarisi antara dua millah (agama) yang berbeda.” [HR. Abu Dawud di dalam Sunannya, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad di dalam Musnadnya (II-195)]




[1]   Disalin dari kitab Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i
[2]  QS. 26 Asy-Syu’ara: 78
[3]  QS. 26 Asy-Syu’ara: 80


_______________
Download Ebook : Klik Disini