Wednesday, June 2, 2010

ABSTRAK
Dari etimonologinya sosiologi berasal dari dua kata dasar, yaitu Socius dari bahasa Latin yang berarti teman atau sesama dan logos dari bahasa Yunani yang berarti ilmu. Jadi menurut Etimonologisnya sosiologi adalah ilmu tentang hidup bersama atau ilmu tentang hidup sama atau ilmu tentang hidup bermasyakat.
Dalam sosiologi ditempuh berbagi cara untuk mengklasifikasikan teori. Kita telah melihat klasifikasi teori sosiologi klasik dan modern yang didasarkan pada urutan waktu lahirnya teori, yang antara lain ditempuh oleh Johnson. Collins (1994) pun mengaitkan teori masa kini dengan karya pemikir awal sosiologi. Dengan mengacu pada pemikiran tokoh sosiologi seabad yang lalu sebagai titik tolak Collins.
Kita pun telah menjupai klasifikasi makro sosiologi dan mikrososiologi yang didasarkan pada luasnya ruang lingkup pokok bahasan. Collins (1988) merinci klasifikasi ini lebih lanjut. Di bawah teori makro, Collins menempatkan teori evolusionisme, teori system, ekonomi politik, konflik, dan perubahan sosial, serta teori konflik organisasi. Sedangkan teori mikro mencangkup ritual interaksi, diri, pikiran dan peran sosial, definisi situasi dan konstruksi sosial terhadap realitas, strukturalisme dan sosiolinguistik, serta pertukaran sosial dan teori terkait.






PEMBAHASAN
Sosiologi muncul setelah terjadinya ancaman terhadap dunia yang dianggap nyata. Dalam sosiologi di tempuh berbagai cara untuk mngklasifikasikan teori.
TEORI MAKROSOSIOLOGI
Sosiologi makro Ialah salah satu ilmu sosiologi yang mengkaji tentang masyarakat yang memusatkan perhatiannya kepada pola-pola sosial bersekala besar, misalnya seluruh masyarakat atau jaringan kerja global yang lebih besar di dalam masyarakat yang berbeda.1
Fungsionalisme klasik
Teori ini memandang masyarakat sebagai suatu system yang teratur yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, di mana bagian yang satu tidak bisa berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Bila terjadi perubahan pada satu bagian akan menyebabkan ketidak seimbangan dan dapat menyebabkan perubahan pada bagian lainnnya. Sebagai contoh institusi pendidikan atau keluarga. Dalam keluarga ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang melindungi dan memberi nafkah untuk keluarga dan ibu sebagai memelihara kehidupan dalam rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Kalau salah satu tidak berfungsi maka akan terjadi kepincangan dalam keluarga tersebut. Demikian juga menurut terori ini kemiskinan dalam masyarakat juga berfungsi, misalnya;
Orang miskin berfungsi untuk mengerjakan pekerjaan kasar dalam rumah tangga atau pabrik.
Orang miskin dapat menimbulkan sikap altruis pada orang kaya.
Orang miskin berfungsi membantu majikan mengurus urusan rumah tangga.
Kemiskinan dapat menguatkan norma-norma sosial.
kemiskinan membuka ruang untuk berbuat amal bagi orang lain.
Jadi menurut teori fungsionalisme, kemiskinan bukanlah sesuatu yang buruk atau negative, melainkan bermanfaat bagi masyarakat.
Keterbatasan teori fungsional struktural.
kelemahan teori ini adalah tertutup terhadap perubahan sosial, karena terlalu menekankan keteraturan dan kemapanan struktur sosial yang sudah baku. Kelemahan lainnya adalah bahwa struktur fungsional mempertahankan status quo dan tidak membuka kepada orang atau hal lain berperan. Keterlibatan non status quo dipandang sebagai ancaman bagi masyarakat dan pemegang status quo.
Teori konflik
Teori ini merupakan reaksi atas teori fungsionalisme. Teori konflik melihat elemen-elemen dan komponen-komponen dalam masyarakat merupakan suatu persaingan dengan kepentingan yang berbeda sehingga pihak yang satu selalu berusaha menguasai pihak yang lain. Pihak yang kuat berusaha menguasai pihak yang lemah. Dengan demikian konflik menjadi tak terhindarkan. Asumsi dasar teori konflik adalah.
Struktur dan jaringan dalam masyarakat merupakan persaingan antar kepentingan dan bahkan saling bertentangan satu sama lain. Sehingga dalam kenyataan menunjukkan bahwa system sosial dalam masyarakat menimbulkan konflik. Karena konflik adalah sesuatu yang tak terelak, maka konflik menjadi salah satu ciri dari system sosial.
Kepentingan-kepentingan dalam kelompok –kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
Pembagian sumber-sumber daya dan kekuasaan yang tidak merata dan tidak adil. Sehingga konflik menungkinkan terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. Dan perubahan yang akan terjadi tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik atau bisa juga sebaliknya.
Kelemahan Teori Konflik
Teori konflik mengabaikan kestabilitasan dalam masyarakat dan terlalu menekankan perubahan dan konflik. Walaupun kadangkala perubahan yang terjadi bersifat minor.
Tokoh terkemuka teori konflik, yaitu Karl Mark.
TEORI MIKRO SOSIOLOGI
sosiologi mikro adalah salah satu ilmu sosiologi yang menyelidiki berbagai pola pikir dan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok yang berskala kecil .2
Teori Pertukaran
Teori ini berangkat dari asumsi dasar ‘do ut des” artinya saya memberi supaya engkau juga memberi. Menurut Goerge Simmel peletak toeri ini, semua kontak di antara manusia bertolak dari skema memberi dan memdapatkan kembali dalam jumlah yang sama. Pendukung teori ini merumuskan ke dalam lima proposisi yang saling berhubungan satu sama lain.
Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran atau upah atau manfaat, maka semakin sering orang tersebut akan melakukan tindakan yang sama. Misalnya, seseorang akan meminta nasihat pada seorang psikiatris, kalau ia merasa bahwa nasehat orang itu sangat berguna baginya.
Jika di masa lalu ada stimulus yang khusus atau satu perangkat stimulus yang merupakan peristiwa di mana tindakan seseorang mempeoleh ganjaran, maka semakin stimuli itu mirip dengan stimuli masa lalu, semakin besar kemungkinan orang itu melakukan tindakan serupa. Contoh, seorang nelayan menebar jala di laut yang dalam dan gelap dan menangkap banyak ikan, maka ia cenderung melakukan hal yang sama kemudiannya.
Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka semakin senang seseorang melakukan tindakan itu. Misalnya, apabila bantuan yang saya berikan kepada orang itu bernilai, maka kemingkinan besar saya akan melakukan tindakan yang sama lagi. Sebaliknya bila bantuan kurang bernilai, tidak mungkin diulangi lagi.
Semakin sering seseorang menerima satu ganjaran dalam waktu yang berdekatan, maka semakin kurang bernilai ganjaran tersebut. Di sini unsure waktu memainkan peranan penting. Misalnya, apabila seseorang menerima pujian dari orang yang sama dalam waktu yang berdekatan, maka semakin kurang bernilai pujian itu baginya.
Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkan atau menerima hukuman, maka ia menjadi marah atau kecewa. Sebaliknya bila seseorang menerima ganjaran yang lebih besar dari apa yang ia harapkan, maka ia merasa senang dan lebih besar kemungkinan ia melakukan perilaku yang disenanginya.
Tokoh utama dari teori ini adalah Goerge Simmel
Teori interaksionisme simbolik
Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa individu atau manusia dalam berinteraksi tidak Cuma memberi reaksi terhadap tingkah laku atau perbuatan individu lain, melainkan terlebih dahulu menafsirkan atau member interpretasi sebelum bertindak. Di sinilah letak perbedaan manusia/individu dengan hewan. Hewan hanya memberi reaksi tanpa memberi interpretasi, tetapi manusia memberi reaksi setelah itu menafsir arti atas tindakan atau aksi tersebut. Menurut teori ini reaksi pada diri manusia atau individu itu terjadi melalui tiga tahap, yakni, aksi, interpretasi dan reaksi.
Kelemahan teori interaksionalisme simbolik
Kelamahan teori ini adalah mengabaikan struktur sosial makro, seperti norma sosial, hokum, institusi sosial karena terlalu terfokus pada interaksi sosial mikro, yaitu hubungan antar pribadi.
Tokoh terkemukan teori ini adalah Goerge Herbert Mead dan Herbert Blumer.
Teori Aksi
Max Weber menuturkan bahwa Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa tindakan manusia muncul dari kesadarannya dan dari situasi lingkungan yang mengitarinya . Teori aksi memperhitungkan sifat-sifat kemanusiaan dan aspek subyektif manusia yang diabaikan oleh teroi Behanovisme . Kemampuan individu untuk melakukan yang tersedia dalam arti menetapkan cara/alat dari sejumlah alternative yang tersedia dalam rangka mencapai tujuannya yang oleh Parson disebut Voluntarism .
Teori Fenomenologi
Teori ini berpendapat bahwa manusia atau individu bisa menciptakan dunia sosialnya sendiri dengan memberikan arti kepada perbuatan-perbuatannya itu. Teori ini muncul sebagai reaksi atas anggapan yang memandang bahwa manusia atau individu dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mengitarinya. Untuk melakukan studi fenomenologis orang harus tinggal dalam masyarakat yang bersangkutan agar ia bisa menangkap arti fenomena sosial yang ada dalam masyarakat itu.
Tokoh terkemuka teori ini adalah Alfred Schultz.





KESIMPULAN
Demikian, sekelumit yang dapat pemakalah kemukakan tentang teori makro dan mikro sosiologi. Dan pemakalah dapat simpulkan bahwa dalam sosiologi terdapat berbagai cara untuk mengklasifikasikan teori sosiologi. Pada makalah ini dapat diklasifikasikan kedalam 2 teori yaitu:
1. Teori makro sosiologi
Ialah salah satu ilmu sosiologi yang mengkaji tentang masyarakat yang memusatkan perhatiannya kepada pola-pola sosial bersekala besar, misalnya seluruh masyarakat atau jaringan kerja global yang lebih besar di dalam masyarakat yang berbeda.
2. Teori mikro sosiologi
adalah salah satu ilmu sosiologi yang menyelidiki berbagai pola pikir dan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok yang berskala kecil .









DAFTAR PUSTAKA
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. FEUI: Jakarta
Sanderson, Stephen. 2003. Makro Sosiologi. PT. Raja Grafindo Persada
http//: learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/proses-proses-perubahan-sosial-perubahan-stratifikasi-dan-struktur-sosial/

No comments:

Post a Comment